Jumat, 11 Maret 2011

HIKAYAT BULAN DAN PERAMPOK


HIKAYAT BULAN DAN PERAMPOK
Karya : Darwin Badaruddin


mereka bertemu di tepi danau yang gelap
bulan mengendap beringsut mendekati dua pertiga malam
ketika malaikat menulis puisi di sajadah  perampok
yang baru saja usai mengubur mimpinya
menjadi perampok sejati

mereka bertemu di gelap yang paling senyap
perampok tengadah memaki bulan mendekati fajar
karena rindunya bertahun-tahun pada setiap purnama
telah menjadi selimut dari tidur tanpa mimpi

mereka bertemu di kaki gunung
berpelukan di balik belukar
mendesah dalam birahi yang teramat jalang
duhai,
 inilah tangis bulan yang pertama
menyaksikan belukar dan langit telah terpercik darah
perawannya telah direnggut
di antara dua sujud terakhir

dengan wajah merah jingga
perampok itu  menghunus pedangnya
ia telah memenangkan pertarungan
melawan habil
ia telah menjadi lelaki
meski dari kutukan ibunya sendiri
yang pernah menyimpan bulan dalam rahimnya.


Polewali, 1 maret 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar